Musim mengumbar janji telah tiba dan semua elit politik yang terlibat dalam pencalonan diri berlomba-lomba membuat strategi masing-masing demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Masing-masign Caleg membuat siasat dan berbagai cara, mulai dari pembuatan kartu nama, brosur, spanduk, baliho sampai ke media cetak dan elektronik yang kesemuanya mengatasnamakan rakyat.
Pada pesta demokrasi tahun ini, dapat dikatakan sangat berbeda dengan tahun-tahun yang telah lalu dimana para calon anggota legislatif sangat banyak jumlahnya yang notabene sangat membingungkan masyarakat dan ini tentunya mengorbankan masyarakat dalam hal materi maupun moral. Pada tahun ini masyarakat dari golongan apapun sudah bisa menjadi calon anggota legislatif dan dengan pendidikan yang rendah juga diperbolehkan mencalonkandiri. Ini tentunya akan sangat merugikan masyarakat karena masyarakat yang mencalonkan diri karena tidak memiliki latar belakang pendidikan yang mapan maupun pengalaman politik yang baik, dan menurut sumber yang saya ketahui hal ini dilakukan semata-mata demi menguntungkan partai politik demi mencapai suara terbanyak pada partai tersebut.
Kalau kita telusuri dilapangan, banyak para calon legislatif yang hanya bermodalkan ijazah SMA tanpa pengalaman politik dan dapat kita bayangkan kalau nantinya dia terpilih menjadi anggota legislative, maka ia akan menjadi bulan-bulanan para penguasa dan pembuat keputusan yang akhirnya anggota legislatif yang passif dan tak memperjuangkan hak rakyatnya lagi. dan kalau saya perhatian, sekarang ini semua orang berlomba-lomba ingin menjadi caleg bukan didasarkan hati nurani untuk memperjuangkan nasib masyarakat, tetapi hanya untuk kepentingan pribadi karena mereka ingin menjadi orang penting, mendapatkan gaji yang besar, disegani bahkan ada pula yang menganggap menjadi caleg hanya sebagai lowongan kerja, mengadu nasib dan keberuntungan.
Seringkali kita lihat pada media televisi, para elit politik dalam orasi dan kampanyenya menunjukkan gambar-gambar (visual) dari masyarakat yang kelaparan, miskin, terlantar dan sebagainya. Para elit politik mentamengkan masyarakat yang sengsara demi kepopuleran dan tercapainya tujuan yang diinginkan. Hal ini tentunya sangat menyedihkan, para elitk politik mengorbankan masyarakat yang nyata-nyata sudah sengsara dan susah untuk mendongkrak keberhasilan para elit politik. Pada kenyataan yang telah kita lihat, semua caleg dan para elit politik turun kelapangan memperkenalkan diri kepada masyarakat dengan tujuan agar mereka dipilih oleh masyarakat tersebut, kegiatan yang dilakukan pun tidak tanggung-tanggung, dari memberikan sembako, bazar, pengobatan gratis yang menelan biaya yang sangat besar jumlahnya. Kalau kita pikirkan secara akal sehat, siapa sih yang mau membuang uang tanpa mengharapkan uangnya suatu saat nanti akan kembali..?? disini jelas dapat kita lihat, bahwa elit politik melakukan berbagai kegiatan terhadap masyarakat bagaikan ber-investasi yang tujuannya jika nanti merekan menang, maka mereka akan berusaha akan mengembalikan semua yang telah habis sewaktu kampanye.
Apakah ini namanya tidak mengorbankan masyarakat..? boro-boro memperjuangkan nasib masyarakat tetapi pesta demokrasi yang dilakukan kali ini malah menindas dan mengorbankan masyarakat.
13 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika temen-temen mau memberikan coment.
Monggoo...